Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh... Ukhuwah islamiyah..

Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh... Ukhuwah islamiyah.. saudara seiman.. uhibbukum fillah, lillah , Ilallah

Wednesday, 6 March 2013

Kimia Organik Bahan Alam


SIFAT – SIFAT  ANTIBAKTERI FRAKSI KAYA ALKALOID YANG DIPEROLEH DARI BERBAGAI BAGIAN TANAMAN
 PROSOPIS JULIFLORA


RINGKASAN

Fraksi alkaloid banyak diperoleh dari berbagai bagian pada Prosopis juliflora dinilai memiliki sifat antibakteri yang dapat diuji menggunakan metode difusi pada beberapa strain bakteri Gram-negatif dan Gram-positif seperti E.coli, Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Psuedomonas putida, Klebsiella, Salmonella, dan Acinetobacter Alcaligen. Efek antibakteri yang kuat ditunjukkan oleh ekstrak daun, buah dan bunga, dengan nilai MIC berkisar antara 25μg/ml-100μg/ml. Ekstrak daun menunjukkan aktivitas tertinggi di antara semua bagian tanaman. Klebsiella ialah bakteri yang paling rentan dengan antibakteri, sedangkan Acinetobacter dan Alcaligen adalah bakteri yang tidak rentan.

Sebuah perbandingan zona inhibisi dari fraksi yang kaya alkaloid dengan antibiotik standar, seperti ampisilin, tetrasiklin, kloramfenikol, oflaxacin, refampin, streptomisin dan obat sulfa menunjukkan perbandingan zona inhibisi yang sama. Pertumbuhan Acinetobacter dan Alcaligen tidak dihambat oleh antibiotik standar, sedangkan dengan ekstrak alkaloid dapat dihambat . Sama halnya dengan E.Coli , bakteri tersebut resisten terhabat antibiotik tetapi dapat dihambat oleh alkaloid dari tumbuhan tersebut. Alkaloid dalam ekstrak tanaman dianalisis oleh DART-MS. Hasil data dari DART-MS menunjukkan bahwa fraksi kaya alkaloid dalam tumbuhan tersebut ialah alkaloid jenis pipperidin.   .

Kata kunci: Prosopis juliflora, antibakteri, DART-MS, piperidin alkaloid




BAB I
PENDAHULUAN
Gejala epidemi akibat obat yang tahan (resisten) terhadap mikroorganisme, menimbulkan ancaman besar bagi kesehatan manusia. Munculnya resistensi antibiotik mikroba akibat penggunaan antibiotik sembarangan, memerlukan kebutuhan untuk mencari sumber alternatif agen antimikroba. Salah satu strategi yang mungkin adalah melibatkan lokalisasi rasional fitokimia bioaktif yang memiliki aktivitas antibakteri. Tanaman selalu menjadi sumber produk alami untuk pengobatan berbagai penyakit. Tanaman mengandung senyawa - senyawa kimia yang unik untuk melindungi diri dari berbagai mikroba. Beberapa ekstrak tanaman sudah digunakan di awal peradaban manusia untuk  berbagai jenis penyakit dan infeksi. Bahkan saat ini hamper semua penduduk dunia menggunakan ekstrak dari tanaman sebagai obat. Orang-orang di negara-negara berkembang memanfaatkan obat tradisional sebagai kebutuhan utama mereka untuk perawatan kesehatan, meskipun banyak sekali tanaman yang berpotensi sebagai obat, tetapi yang mampu dianalisis baru sebagian kecilnya.
Banyak peneliti melaporkan bahwa konsentrasi metabolit sekunder dari setiap spesies tanaman sangat bervariasi dan bahkan bagian yang berbeda dari tamanaman yang sama pun memiliki konsentrasi metabolit sekunder yang bervariasi pula. Namun sangat sedikit informasi yang tersedia tentang distribusi metabolit sekunder. Sehingga proses analisis ini sangat penting untuk dilakukan, agar kita tahu efek farmakologis yang dapat kita manfaatkan.
Prosopis juliflora, anggota dari keluarga Leguminosae, ditemukan di daerah kering di India. Tumbuhan tersebut sudah banyak digunakan sebagai obat tradisional untuk radang selaput lendir hidung, dingin, diare, disentri, excrescences, flu, suara serak, peradangan, campak, sakit tenggorokan dan dalam penyembuhan luka. Rebusan yang dibuat dari ekstrak daun dan biji digunakan untuk penyembuhan luka dan sebagai disinfektan. Teh yang terbuat dari P. juliflora dianggap baik untuk gangguan pencernaan.
P.juliflora merupakan sumber yang kaya akan alkaloid piperidin. Banyak alkaloid seperti juliflorine, julifloricine dan julifloridine, juliprosine , dan juliprosinene juliflorinine , 3' oxojuliprosopine, sceojuliprosopinol, 3-oxojuliprosine dan 3'-okso-juliprosine telah diisolasi dari daun dan telah terbukti memiliki sifat farmakologi yang aktif. Tujuan dari penelitian ini yaitu skrining fraksi kaya alkaloid yang diperoleh dari berbagai bagian P.juliflora terhadap beberapa jenis bakteri strain dan membandingkan aktivitas antibakteri dari alkaloid tersebut dengan antibiotik standar. DART – MS digunakan untuk identifikasi lebih lanjut terhadap senyawaan alkaloid dalam tumbuhan tersebut.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Prosopis Juliflora
Divisi               :Magnoliophyta
Kelas               :Magnoliopsida
Bangsa            :Rosales
Suku               :Caesalpiniaceae
Marga             :Prosopis
Jenis                :Prosopis juliflora
Spesies :
Prosopis juliflora (Swartz) DC.
Nama Inggris :
Mesquite
Deskripsi :
Semak atau pohon kecil, selalu hijau (terkadang meluruh), tingginya dapat mencapai 13(-20) m, terdapat duri daun penumpu (stipular spines) yang panjangnya 1-5 cm. Permukaan batang kasar. Dalam satu tangkai daun terdapat 1-2(-4) pasang daun
majemuk, tangkai daun berukuran 1-4 cm, jarak antar pasangan daun 3-14 mm; terdapat (6-)12-25(-29) pasang anak daun yang duduk pada tangkainya (sessile), berbentuk elips-memanjang, panjang 6-16(-25) mm dan lebar 1.5-3(-6) mm, ujung daun membulat, permukaan daun mengkilap dan agak tipis seperti membran. Perbungaan majemuk aksiler menjuntai, berbentuk silindris dengan panjang 5-15 cm; panjang tiap bunga 4-5 mm, berwarna kuning hingga coklat-susu; daun kelopak berbentuk lonceng; daun-daun mahkota 5 dan berbentuk runcing; benang sari 10. Buah menjuntai, lurus atau agak berbentuk sabit, buah polong yang pipih. Biji berbentuk bulat telur, panjang 6 mm dan lebar 4 mm, berwarna kecoklatan.
Distribusi/Penyebaran :
Prosopis juliflora diperkirakan berasal dari Peru dan tumbuh secara alami pada lahan-lahan kering di sebelah urata Amerika Selatan, AmerikaTengah, Meksiko dan sebelah selatan dari United States. Tumbuhan ini telah diintroduksi di banyak kawasan tropis kering, mencakup daerah di sebelah timur laut Brazil, Afrika, Australia, Asia Tenggara dan subkontinental India. Di Kawasan Malesia, spesies ini dibudidaya di Jawa, Papua New Guinea dan Filippina. Di Brazil, budidaya Prosopis juliflora menjadi hal yang penting.
Habitat :
Kelebihan yang dimiliki Prosopis juliflora terletak pada kemampuan tumbuhan ini untuk tetap dapat tumbuh pada tanah-tanah tandus dan marjinal. Di habitat aslinya di Peru yang memiliki rata-rata curah hujan tahunannya berkisar antara 250-500 mm, tumbuhan ini tetap dapat tumbuh, berdaun dan berbuah (walaupun pada lokasi-lokasi dengan curah hujan kurang dari 50 mm). Meskipun demikian, untuk pertumbuhan optimalnya jenis ini membutuhkan curah hujan tahunan sekitar 800 mm. Tumbuhan ini dapat tumbuh dengan baik pada tanah berpasir di Brazil, pada lokasi yang memperoleh curah hujan tahunan sebesar 1000 mm, dimana sebagian besar pepohonan tetap hijau sepanjang tahun. Prosopis juliflora mentoleransi musim kering yang lamanya mencapai 8 bulan atau lebih. Di Peru, tumbuhan ini tumbuh pada tempat-tempat hingga ketinggian 100 m dpl., sedangkan di tempat lain penyebarannya dapat mencapai ketinggian 1500 m dpl. Rata-rata suhu maksimum lingkungan tempat tumbuhnya adalah 22-34°, sedangkan rata-rata suhu minimum per tahunnya adalah 14-22°. Prosopis juliflora tetap dapat tumbuh pada tanah yang mengandung garam atau alkalin tinggi. Tumbuhan ini dapat tumbuh alami pada berbagai daerah, seperti India dan Australia, dan dapat menjadi tumbuhan liar di daerah-daerah lembap.
Perbanyakan :
Perbanyakan Prosopis juliflora dapat dilakukan dengan menggunakan biji, stek akar, enten (sambung) dan cangkok. Tumbuhan hasil perbanyakan dengan cangkok telah berhasil ditanam dan tumbuh dengan cepat pada daerah-daerah tandus dan lahan-lahan bekas tambang.
Manfaat tumbuhan :
Prosopis juliflora ditanam luas untuk mereklamasi lahan, disebabkan bersifat agresif dalam mengkoloni suatu tempat, dapat tumbuh di tanah-tanah yang sangat miskin hara, tanah-tanah terbengkalai, tanah bergaram atau payau (saline soils) dan tanah basa. Prosopis juliflora juga dapat mengontrol erosi tanah, penstabil lahan-lahan berpasir dan ditanam sebagai pohon-pohon pelindung dan penahan angin kencang.
Sinonim :
Mimosa juliflora Swartz (1788), Prosopis vidaliana Naves (1877).
Sumber Prosea :
11: Auxiliary plants p.211-214 (author(s): L. J. G. Van der Maesen & L. P. A. Oyen)
Kategori :
Tumbuhan perintis/reklamasi

BAKTERI

Bakteri Gram Positif 
Bakteri Gram Negatif
Komposisi dinding sel 

Ketahanan terhadap penisilin
Penghambatan oleh pewarna basa. Contoh violet, kristal
Kebutuhan nutrien

Ketahanan terhadap
Perlakuan fisik
Kandungan lipid rendah (1-4%)

Lebih sensitif

Lebih dihambat

Kebanyakan spesies Relatif kompleks
Lebih tahan
Kandungan lipid  tinggi (11-22%)

Lebih tahan

Kurang dihambat 

Kebanyakan spesies Relatif sederhana
Kurang tahan
Sumber: Pelezar dan Chan, 1986 

ALKALOID
Alkaloid  merupakan  golongan  senyawa  aktif  tumbuhan  yang  terbesar. Satu-satunya  sifat  alkaloid  yang  terpenting  adalah  kebasaanya.  Alkaloid mengandung  atom  nitrogen  yang  sering  kali  terdapat  dalam  cincin  heterosiklik.  Kebanyakan  alkaloid  berupa  padatan  kristal  dengan  titik  lebur  tertentu,  tidak berwarna,  bersifat  basa  (Leny,  2006). Alkaloid  lebih mudah  larut  dalam  pelarut nonpolar dalam suasana basa (Robinson, 1995). 




ALKALOID PIPERIDINE
            Piperidin merupakan bagian dari alkaloid yang termasuk dalam klasifikasi alkaloid yang memiliki cincin 6 N heterosiklik dan merupakan hasil dari biosintesis lisin. Contoh dari piperidin yaitu



BAB III
METODE

Bahan Tanaman

Bahan tanaman (daun, buah, bunga, akar dan batang) dari Prosopis juliflora dikumpulkan dari daerah Shekhawati dari Rajasthan, dan diidentifikasi dengan bantuan Departement of Botany dan Central Drug Research Institute (CDRI), Lucknow.

Persiapan ekstrak kasar untuk screening awal

100 gram simplisia dimasukkan ke dalam gelas piala dan ditambahkan dengan etanol sampai simplisia tersebut terendam semuanya kemudian disimpan selama 48 jam (2 hari). Setelah itu disaring dengan kertas saring whatman  dan filtratnya disentrifugasi pada 5000 rpm selama 5 menit. Seluruh Proses diulang sebanyak 3 kali dan hasilnya dikumpulkan dalam 1 tempat. Ekstrak dipekatkan dengan bantuan rotary evaporator (Buchi Rotavapor R-200/205) pada suhu 40 ° C. kemudian ekstrak tersebut diuji sifat antibakterinya terhadap beberapa jenis bakteri strain pada konsentrasi 100mg/ml.

Ekstraksi
  Alkaloid

500g simplisia diekstraksi dengan etanol, ekstrak etanol difraksinasi dengan bantuan petroleum eter dan air. Lapisan berair dipisahkan dan diekstrak kembali sebanyak tiga kali dengan petroleum eter. Ekstrak eter terkandung lilin, steroid, triterpenoid dan senyawa netral dan asam lainnya, sedangkan pada lapisan air tekandung alkaloid, gula, amina  dll . Lapisan air dicampurkan dengan HCl 0.2N selama 16 jam diikuti oleh filtrasi. Larutan filtrat dikocok dengan kloroform untuk memisahkan alkaloid dengan pengotornya. Lapisan air dibasakan dengan amonium hidroksida sampai mencapai pH 11, kemudian diekstraksi dengan kloroform. Fase kloroform diuapkan untuk mendapatkan fraksi kaya alkaloid (ARF/Alkaloid Rich Fraction). Kemudian dibuat dalam konsentrasi 10mg/ml. Untuk menguji adanya alkaloid digunakan pereaksi Dragendorf.

Pemisahan ARF dengan Kromatografi Lapis Tipis

ARF (Alkaloid Rich Fraction) atau fraksi yang kaya dengan alkaloid dipisahkan dengan kromatografi lapis tipis. Estimasi kromatografi dilakukan menggunakan ketentuan sebagai berikut: fase diam, pelat TLC RP C18 silika gel 60 F254, pelat aluminium (20 cm × 20 cm × 250 pM), fase gerak kloroform: metanol (9:1). Hasil elusi dari spoting, setiap bagiannya diambil dan dilarutkan dalam sejumlah kecil pelarut dan diuji bioaktivitasnya menggunakan uji difusi disk. Selain itu dilakukan pula uji untuk keberadaan alkaloid dengan pereaksi Dragendorf.

Uji Antibakteri

Bioassay bakteri dilakukan dengan metode difusi disk pada bakteri uji berikut, yang diperoleh dari MTCC (Imtech, Chandigarh), Escherichia coli (MTCC 40), Staphylococcus aureus (MTCC3160), Bacillus cereus (MTCC430), Pseudomonas putida (MTCC672), Klebsiella pneumonia (MTCC3384), Salmonella spesies (MTCC3215), E.coli (amp R), Alcaligen sp. dan Acinetobacter sp (isolat lokal). Untuk metode difusi disk, ARF (10μl) ditotolkan pada disk kertas whatman filter steril dengan ukuran 0.5cm dan kemudian dibiarkan kering selama 1 jam. Kemudian disk didekatkan  pada lapisan atas media yang sudah digoreskan bakteri. Lempeng diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 ° C.
Aktivitas senyawa antibakteri ditentukan dengan mengukur diameter zona penghambatan pertumbuhan mikroba. Selain digunakan ekstrak alkaloid dari tumbuhan ini digunakan pula antibiotik standar seperti,  kloramfenikol, ampisilin, tetrasiklin, streptomisin, rifampisin, sulfa narkoba dan oflaxacin (1mg/ml) untuk pengujian aktivitas antibakteri dari antibioik standar tersebut dan akhirnya dilakukan perbandingan.

Konsentrasi Hambat Minimum / Minimum Inhibition Concentration (MIC)

MIC ARF ditentukan oleh dua-kali lipat metode serial pengenceran. Sebuah serial pengenceran berbagai fraksi dilakukan untuk memberikan konsentrasi akhir antara 0,0025-5 mg/ml. 0,1 ml dari berbagai konsentrasi fraksi alkaloid ditambahkan ke dalam tabung reaksi secara terpisah, yang berisi 10 ml suspensi standar diuji bakteri (108 cfu ml -1). Tabung reaksi diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Kontrol untuk uji organisme ini menggunakan air suling bukan sampel. MIC didapatkan dari konsentrasi dalam tabung reaksi yang di dalamnya tidak ada  pertumbuhan bakteri.

Penentuan Senyawa oleh Analisis DART-MS (
Direct Analisys Real Time – Mass Spectrofotometer)

DART-MS yang terekam  pada Spektrometer Massa JEOL-AccuTOF JMS-T100LC memiliki sumber DART. Sampel dimasukkan kedalam sumber DART. Ekstrak yang dianalisis pada ,metode ini yaitu dalam bentuk ion positif.


BAB IV
HASIL DAN DISKUSI

Fraksi etanol yang diperoleh dari berbagai bagian P.juliflora diuji untuk mengetahui sifat antibakterinya terhadap beberapa bakteri Gram-negatif dan Gram-positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak  daun, buah dan bunga, efisien dalam menghambat pertumbuhan bakteri, sedangkan ekstrak akar dan batang tidak menunjukkan zona hambatan terhadap salah satu bakteri yang diuji (Lampiran, Tabel 1). Ekstrak etanol dari daun, buah dan bunga menunjukkan aktivitas antibakteri yang merupakan salah satu manfaat dari alkaloid. Prosesnya yaitu ekstraksi dan kemudian hasil ekstraknya diuji terhadap bakteri  strain.
(Lampiran, Tabel 2) menunjukkan bahwa ARF daun, buah dan bunga memiliki aktivitas antibakteri yang cukup kuat. ARF yang diperoleh dari daun relatif  lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri, karena terlihat zona hambatan yang lebih besar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa E.coli, P.putida, B.cereus. Klebsiella sp. S. aureus, E.coli (ampR) rentan terhadap ARF dari semua bagian tanaman yang diuji sedangkan Salmonella sp., Acinetobacter sp. dan Alcaligen sp. dihambat oleh ekstrak daun tetapi tahan terhadap ekstrak bunga.
Perbandingan zona penghambatan daun, buah dan ekstrak bunga dengan antibiotik standar menunjukkan hasil aktivitas antimikroba yang hampir sama (Tabel 2). Tidak ada antibiotik yang mampu menghambat pertumbuhan semua bakteri strain yang diuji kecuali oflaxacine, dan dapat dibuktikan pula bahwa ekstrak daun dan buah sangat efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri.
(Lampiran Tabel 2) menunjukkan bahwa bakteri strain hanya sedikit yang resisten terhadap beberapa jenis obat antibiotik, seperti Acinetobacter hanya tahan terhadap ampisilin, chloramphinecol, tetrasiklin, rifampisin, dan obat sulfa. Sedangkan Alcaligen tahan terhadap obat ampisilin, chloramphinecol, tetrasiklin, rifampin, streptomisin dan sulfa. E.coli dikenal tahan terhadap ampisilin  dan tidak hanya tahan terhadap ampisilin, tetapi juga tahan terhadap obat sulfa. Pertumbuhan bakteri ini dapat dihambat oleh adanya ekstrak alkaloid.
Hasil uji MIC (Lampiran, Tabel 3) menunjukkan bahwa konsentrasi hambat minimum yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan bakteri berkisar antara 25μg/ml-100μg/ml. ARF daun memiliki MIC rendah dibandingkan dengan nilai MIC dari buah dan bunga. Nilai MIC untuk ekstrak daun setidaknya  dapat diamati terhadap Klebsiella sp. (25 pg/ml), diikuti oleh E.coli, P.putida, B.cereus, S. aureus, E. coli (amp R) (50 pg/ml), dan kemudian Alcaligen sp. (75mg/ml), Acinetobacter sp. dan Salmonella sp. (100 mg/ml). Nilai MIC ekstrak buah untuk Klebsiella (50 ug/ml), diikuti oleh E.coli, P.putida, E. coli (amp R) (75 mg/ml), dan kemudian B.cereus, S. aureus, Alcaligen sp., Acinetobacter sp. dan Salmonella sp. (100 mg/ml). Nilai MIC ekstrak bunga untuk Klebsiella (50pg/ml), diikuti oleh E.coli, P.putida (75 mg/ml) dan kemudian B.cereus, S.aureus dan E.Coli (amp R) (100 mg/ml), untuk Alcaligen sp, Acinetobacter sp. dan Salmonella sp. tidak ada konsentrasi minimum dari ARF ekstrak bunga yang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri tersebut.
ARF yang diperoleh dari P.juliflora dipisahkan dengan TLC dan setelah dipisahkan kemudian dilakukan penyemprotan menggunakan reagen dragondorff dan diamati bahwa daun mengandung jumlah alkaloid tertinggi dengan 3 tempat memberikan tes positif adanya alkaloid. Ekstrak buah dipisahkan menjadi 2 bintik-bintik dan ekstrak bunga menunjukkan satu pita kontinu. Masing-masing tempat diuji aktivitas antibakterinya. Tiga titik bagian ARF daun yang diperoleh dari TLC, ada 2 fraksi yang efektif dalam menghambat pertumbuhan semua bakteri strain yang diuji. ARF buah dan bunga menunjukkan dua dan satu tempat masing-masing, dan semua fraksi masing-masing kelompok terbukti efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri.
Fraksi aktif dipisahkan oleh TLC menjadi sumber analisis DART - MS untuk identifikasi alkaloid. Spot aktif pertama analisis DART- MS yang diperoleh dari ekstrak daun menunjukkan adanya alkaloid utama P.juliflora,
berupa Juliflorine atau Juliprosopine (m/z [M + H]+ 630.5815) dalam konsentrasi tertinggi, dan konsentrasi alkaloid yang terkecil terdapat pada, Juliprosine (m/z [M + H]+  628.5639) dan Juliprosinine (m/z [M + H]+  626,5474). Kedua tempat yang aktif menunjukkan adanya 3 alkaloid, dimana senyawa yang hadir dalam konsentrasi tertinggi diidentifikasi sebagai Julifloridine (m/z [M + H]+ 300.2813), alkaloid dalam konsentrasi kecil lainnya yaitu projuline (m/z [M+H]+ 421.3983) dan prosafrinine (m/z [M +H]+  298,2674).
Pada (Lampiran, Tabel 5 dan 6) Juliprosopine di fraksi alkaloid ini hampir tidak ada namun dapat diamati di bagian buah dan hanya ditemukan dalam jumlah yang cukup kecil. Sedangkan  Julifloridine termasuk alkaloid mayor dalam tumbuhan ini. Selain itu kedua fraksi buah yang aktif menunjukkan adanya kelompok alkaloid yang serupa, yaitu Juliprosopine (m/z [M+H]+ 630.5841), Julifloridine (m/z [M+H]+  300.2804), dan Prosafrinine (m/z [M+H]+ 298.2672) serta beberapa bahan kimia lainnya. Sedangkan pada ekstrak bunga menunjukkan hanya ada satu alkaloid utama, yaitu Julifloridine (m/z [M+H]+ 300,2825).



BAB V
DISKUSI


Kemampuan fraksi kaya alkaloid diperoleh dari ekstrak berbagai bagian P.juliflora untuk menghambat pertumbuhan hampir semua spesies bakteri yang diuji, menunjukkan adanya  sifat antibakteri dari terbentuknya zona hambat yang luas. Hasil ini mendukung temuan Elisabetsky dan Costa-Campos, 2006, bahwa alkaloid digunakan oleh tanaman dalam mekanisme pertahanan terhadap patogen dan predator. Sebelumnya pun sudah ada penelitian tentang hal serupa yang diteliti oleh Kandasamy, 1989. Yaitu menunjukkan adanya sifat antibakteri
dari ekstrak daun P.juliflora, tetapi penelitian ini menunjukkan bahwa buah dan bunga juga memiliki potensi untuk menghambat pertumbuhan bakteri.
Infeksi yang disebabkan oleh obat – obat antibakteri sangat sulit untuk diobati dengan antibiotik dengan cara yang konvensional. Dalam penelitian ini, pertumbuhan Acinetobacter sp, Alcaligen sp, Salmonella sp.. dan E.coli (Amp R ) resisten terhadap segala macam antibiotik standar, hal ini dikarenakan adanya daya hambat dari fraksi alkaloid, yang menunjukkan potensi dari bagian-bagian tanaman yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Hal ini juga dapat disimpulkan bahwa senyawa antibakteri yang diekstrak dari P.juliflora  dengan antibiotik standar kemungkinan memiliki jenis mekanisme yang berbeda dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Dengan tujuan untuk mengidentifikasi alkaloid yang ada dalam daun, buah dan ekstrak bunga maka dilakuikan uji DART – MS untuk mengetahui aktivitas antibakteri dan datanya pun dapat dipertanggungjawabkan. Diamati pula bahwa di semua fraksi yang aktif ternyata terdapat alkaloid pipperid. Ada dua kelompok alkaloid yang ada, yaitu satu dengan cincin indolizidine di pusat molekul dan lainnya tanpa cincin indolizidine. Juliprosopine, Juliprosine dan Juliprosinine yaitu bagian dari kelompok alkaloid yang pertama, sedangkan Julifloridine, Projuline dan Prosafrinine yaitu bagian dari kelompok alkaloid yang  kedua.
Aktivitas antibakteri terdapat pada alkaloid kelompok pertama. Namun,  menurut Ahmed dkk. kelompok alkaloid lainnya pun memiliki potensi untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Analisis DART-MS juga mengungkapkan bahwa Juliprosopine dan Julifloridine terdapat dalam konsentrasi tertinggi di fraksi aktif, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa alkaloid utama ini dapat dipercaya untuk menghasilkan aktivitas antibakteri dari daun, buah dan bunga.
Apabila dibandingkan, antara ekstrak daun, buah dan bunga. Maka nilai MIC terendah diperoleh dari ARF ekstrak daun terhadap semua bakteri yang diuji, sehingga dapat dikatakan bahwa ekstrak daun memiliki potensi yang sangat tinggi untuk menghambat pertumuhan bakteri. Hasil yang sama diperoleh pula dari metode TLC dan analisis DART ekstrak daun, buah dan bunga, menunjukkan adanya alkaloid utama yang terkandung dalam ekstrak daun, yang dapat menyebabkan efek alkaloid yang lebih sinergis dalam mengambat pertumbuhan bakteri dibandingkan ekstrak buah dan bunga.


BAB VI
KESIMPULAN

Uji antibakteri yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun, buah dan bunga dari P.juliflora memiliki sifat antibakteri dan juga memiliki potensi untuk menghambat resistensi antibiotik bakteri strain. Sifat  ini dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan resistensi bakteri dan patogen. Analisis  DART-MS menunjukkan bahwa bunga dan buah dari P.juliflora juga merupakan sumber yang kaya akan alkaloid piperidin sama halnya dengan alkaloid pipperidin dalam daun. Daun mengandung kelompok alkaloid yang sangat beragam sedangkan buah dan bunga mengandung jumlah alkaloid yang relatif lebih sedikit.


DAFTAR PUSTAKA

MCDONALD, L.C. 2006. Trends in antimicrobial resistance in health care–associated pathogens and  effect on treatment.  Clinical  Infectious  Diseases 42: 65–71.
PATERSON, D.L.2006. The epidemiological profile of infections with multidrugresistant  Pseudomonas aeruginosa  and  Acinetobacter  species. Clinical Infectious  Diseases  43: 43–8.
CRAGG, G.M. AND NEWMAN, D.J. 2005. Biodiversity: A continuing source of novel drug Leads.  Pure and Applied Chemistr 77:  7–24.
NEWMAN, D.J., CRAGG, G.M. AND SNADER, K.M. 2003. Natural products as sources of new drugs over the period 1981-2002.  J. Natural Product 66: 1022-1037.
MARK, S. AND  BUTLER, M.S. 2004. The role of natural product chemistry in drug discovery. J. Natural  Product  67: 2141-2153
HARTWELL, J.L. 1971. Plants used against cancer.  A sur vey,  Lloydia 30-34.
TENE, V.,  MALAG´ON, O.,  FINZI, P.V.,  VIDARI, G.,  ARMIJOS, C. AND  ZARAGOZA, T., 2007. An ethnobotanical survey of medicinal plants used in Loja and Zamora-Chinchipe, Ecuador.  J. Ethnopharmacology 111: 63–81.
AHMAD, V. U.,   BASHA, A. AND HAQUE, W. 1978. New alkaloids from Prosopis juliflora.  Zeitschrift für Naturforschung  33: 347-348.
AHMAD, V.U.,  SULTANA, A. AND QAZI, S.  1989. Alkaloids   from the leaves of Prosopis Juliflora. J. Natural Product 5:, 497–501.
NAKANO,H., NAKAJIMA,E., HIRADATE,H., FUJII,Y., YAMADA,K., SHIGEMORI,H. AND HASEGAWA,A.  2004. Growth inhibitory alkaloids from mesquite(Prosopis julispora(Sw.)Dc.) leaves.  Phytochemistry 65: 587-591.
AHMAD, A.,   KHURSHEED,  A. K., SABIHA, Q. AND VIQARUDDIN, A. 1989. Antifungal activity of some hydrosoluble  Prosopis juliflora alkaloids. Fitoterapia 60: 86-89

belum beres


Senin, 25 februari 2013

SESI 1
Hari pertama tepat setelah pesta demokrasi termegah di jabar dilaksanakan. Selain diriku, teman2 kampus pun disibukkan dalam agenda tersebut, tak ayal selain lelah jasadiyah, fikriyahpun lumayan terkuras, yup. Amanah kami saat pilkada jabar kemarin yaitu sebagai saksi dari salah satu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomer 4, tak ingin kecolongan satu moment pun agar semua berjalan dengan jujur dan adil.
Hari ini setelah agenda tersebut selesai bukan berarti kami bisa bersantai – santai untuk menikmati sisa pekan libur dari pihak akademik. Berawal dari agenda syuro jam 06.00 untuk membahas agenda LDK KMA yang sempat tertunda, tapi aku telat untuk menghadiri syuro tsb, belum bisa datang tepat waktu, jam 6 aja baru berangkat dari rumah, kadang suka gak enak ninggalin rumah kalo kerjaan rumah belum selesai, ya barang beberes aja gitu, tapi karna di rumah cuma ada aku, adik bungsuku serta mamah dan bapak. Beliau berdua harus bekerja dan berangkat pagi2 sekali, jadi aku harus membantu untuk menyiapkan sarapan. Ya dari pada datang syuro pagi2 bgt, tapi amanah di rumah belum terselesaikan, apakah itu sikap seorang anak yang sholeh? L
dan akhirnya aku mulai bisa berangkat pukul 6 lewat, bergegas melangkahkan beberapa jengkal kaki ke jalan raya dan dilanjutkan melaju dengan sebuah mobil angkot no 05 arah cibeureum – laladon , haha angkotnya desek2an . maklum hari pertama masuk kerja n masuk sekolah, biasanya hari senin memang suka padet , padet angkotnya, padet juga jalan nya , alias macet hehe, macet eungg dari pasar dramaga sampai laladon, padat merayap sih. Dan tau ga siiih?? Hehe mau tau aja apa mau tau bangeettt?? :D
                gini nih, pas turun di laladon, haha ga da satu pun angkot ijo no 03 jurusan baranang siang. Disapu bersih sigana mah ku pak polisi :D , meh teu macet. Alhasil pake angkot ijo yang muter balik, alhmdulillah masih dpt tmpt duduk. Luncuuur. G semulus yang dibayangiiin. Macet lagi, macet lagi. Di pasar gunung batu macet, depan sekola taruna andiga nu aya BTW ( by teh way,, he salah deh, Bogor Trade World deh, n menjelang stasiun oge agak padet jalanan ny,
astagfirullah  mulai bingung mau turun dimana, mau ngejar waktu ni, angkot ijo itu malah belok lewat pasar anyar, tadinya mau turun di stasiun n jalan sampai depan SMANSA bogor, maksudnya mau lanjut pake 05 cimahpar ni, tapi ternyata lewat pasar anyar lancar – lancar aja, yaudah ganti niat deh, hehe, niat turun di perempatan lampu merah  McDonals, tapi mikir2 lagi, empat kali naik angkot sis, ambil PaHe ah, luncur trus pake 03 sampai branang siang , turun di binamarga J lanjut deh pake angkot terakhir menuju tanah baru , PaHe deh cukup 3x naik angkot J Alhamdulillah angkot tjuan tanah baru , ijo lagi plat pink no 17 gak ngetem terlalu lama kaya biasanya, penumpang Cuma 2 orang aje , langsung tancep gaass , luncuuur ke tanah baru J
***

SESI 2
                Alhamdulillah nyampe tanah baru jam 8 kurang beberapa menit, sambil menghabiskan perjalan di angkot 17 tadi, ane sambil sms mas’ul nanya syuronya kaya gimana, eh katanya udahan , abisnya yg dateng Cuma akh ridwan aja ( koor kaderisasi LDK KMA) . haduh maaf ya pak mas’ul, ane ga niat untuk bolos syuro, tapi mungkin ada hiikmah di balik ini semua. Soalnya berdasarkan survey, kabinet tu masih banyak yg belum pulang, kaya ukhti hani, wahyu, yuli, rian, dea, ukhti nurma PKL, yang kemungkinan dateng dari akhwatnya ada ukhti dian, ratih, dari ikhwan nya kan banyak tuh kayanya, jadi memang gak mau mematahkan semngat mas’ul untuk ngadain syuro dan jadi keputusan aku , buat ngehadirin syuro tsb kalopun telat, tp aku udah berazzam pgn dateng, g nyerah gitu aja. Walopun akhirnya g ikut syuro, yg penting udah niat J. Maaf ya mas’ul, maaf ya koor kds. Mudah2n bisa memperbaiki diri lagi.  Eh iya, ada yg ketinggalan, syuro segera selesai selain yg dateng Cuma akh ridwan, mas’ul juga mau survey katanya. Survey kemana cobaaa?? Hhe, baca selnajutnya di SESI 3.=>=>
***

SESI 3
Cerita apa lagi yaa, haha :D oh ya, ini ni, karena gak jadi ikut syuro, ywdh langsung nyebrang deh k kost-an, maklum kost-an dr kampus tuh jauuuuuh banget ampe Cuma nyebrang kesananya :D di kosn teh ngadon nonton sambil makan, sarapan ceu, hari ni g shaum sunnah dulu cz rencananya mau ikut survey, takut gak kuat. Beres cenah sampai jam 9an, baru weh mandi, udah selsesai mandi teh pas liat hape astagfirullah udah ada 4 miscall n 4 sms dari neng dian n neng eka. Ngajak berangkat survey, mtornya udah ada cenah, tinggal siap berangkat. Haddeeh ari c neng zakiyah baru aja selsai mandi, hehe maf ya neng eneng jadi ngantosan sim abdi, ke antosan kedap deui J … jengjreng, siap deh berangkat. Kumpul di kampus, n berangkat sambil pawai. Eh enggak deh, maksudnya kayak pawai, habisnya sambil iring – iringan, da sadayana aya 5 motor, ikhwan 3 motor ku 5 urang, akhwat aya 2 motor ku opatan. Ngisi bensin heula ceunah c akhwat – akhwat teh, c ikhwan na mah kalakah nongkrong deui coba di setelah jalan TOL, eh ternyata lagi syuro. Lagi lagi syuro J biasa memperbincangkan perjalan buat survey nanti ke gunung. Keputusannya dari total 5 motor, 2 motor akhwat selama perjlanan harus berada di urutan tengah , dijagain depan belakng sama ikhwan2 nya, sieu kasasab ceunah , haha :D y owes, bismillah lanjuut jalan. Tujuan pertama ke pesantren mina. Oya survey kita tuh agendanya ngitung jalan, eh salah maksudnya cari jalan n trek yang pas buat ke gunung n nyari titik perjalanan pake kaki menuju gunung tsb. Soalna sateu acan ka gunung , kita teh konsolidasi n pengarahan2 dulu buat peserta mukhoyyam. Nama acara kemah kita itu MUKHOYYAM yaa. :D. almdulillah nyampe mina, star dari kampus aka ambil jalur kanan, berarti kita lewat jalur angkot 05, lewat lapangan sempur, istana bogor n lewatin kampus kecilku yang depan BTM, asa nostalgia :) lanjut, lanjut., trus lewat empang. Eiits, panjang teuing ketang.  Pokonamah akhirna nyampe mina.. truss.. sambung SESI 4.
***

SESI 4
Rencananya mau ke gunung bunder yang lokasinya di daerah ciampea belok, jalur cibatok – cibening, eh lamun kitu mah kunaon teu belok langsung lewat pasanggrahan, muncul di pertigaan ciomas , lurus weh langsung tah sampai lewatin IPB, pokok na mah lurus sampai ciampea. Belok kiri n truss lurus sampai gunung bunder. Tapi g lewat jalan itu ternyata , hadeeh -,- . eiits, tapi ada alasan yang jelas kok, ternyata milih lewat MINA n lurus terus teh karena mau bikin trek tea buat peserta , kan star berangkat ke gunung teh dari MINA

............... apa lagi???
tobe continued....